Kamis, 20 Juni 2013


               BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi diindonesia .dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak Negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum . Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin  dan bayi baru lahir disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamtan jiwa  namun tidak semua intervensi yang  sesuai bagi suatu Negara dapat dengan serta merta dijalankan akan memberikan dampak menguntungkan bila diterapkan di negara lain (Saleha, 2009; h 2).
1
 
Menurut data WHO, sebanyak 99%  kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin dan 25% selama masa Post partum  (WHO,2011).
Pada  kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit  empat kali kunjungan  yang dilakukan . Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah ,mendeteksi ,dan menangani masalah – masalah yang terjadi.
AKI di Indonesia masih tertinggi di Negara Asean. Tetapi berdasarkan data resmi SDKI, AKI di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2003 AKI di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 yaitu 270 per 100.00 kelahiran hidup, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goald ( MDGs ) AKI di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-negara di asia misalnya Thailand dengan AKI 130/100.000 KH. Data SDKI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan dibanding tahun tahun sebelumnya, Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi 102/100.000 (KH) pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh  pihak baik Pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus (Dinkes Provinsi Lampung ,2012).
Sedangkan di kota Bandar lampung, berdasarkan data sensus tahun 2009 yaitu 69,7%, angka ini lebih tinggi dan tahun 2006 yaitu 69,4%, angka kematian ibu (AK)) di kota Bandar lampung selama periode waktu 2005-2006 cenderung fluktuatif yaltu pada tahun 2005 sebesar 16 kasus, pada tahun 2006 menjadi 22 kasus, tahun 2007 menjadi 2 kasus, tahun 2008 menjadi 26 kasus, dan pada tahun 2009 menjadi 14 kasus dan 15.608 dan kelahiran hidup. Kasus kematian ibu yang terjadi di kota Bandar lampung pada tahun 2008, terjadi pada ibu hamil 6 kasus, (42,85%), ibu bersalin 4 kasus (28,57%), dan ibu nifas 4 kasus (28,57%), sedangkan pada tahun 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 19 kasus, dilihat dan penyebabnya tampak bahwa pada tahun 2010 terjadi karena perdarahan, 7 kasus ekiamsi, dan sebab lain, 5 kasus (Profil Kota Bandar Lampung).
Deteksi dini komplikasi pada nifas ,diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan da 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama,bidan di tuntut untuk melaksanakan asuhan kebidanan yang dapat mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas ( Sunarsih ,2011; h 91).
Berdasarkan hasil prasurvey  tanggal 1 Mei 2013 di ketahui jumlah ibu nifas di BPS Maria Suroso Bandar Lampung pada tahun 2013  dari bulan januari - april yaitu dari 85 ibu post partum, terdapat 3 kasus orang yang mengalami putting susu tenggelam. Dan berdasarkan data ibu bersalin yang diperoleh dari  BPS Tuti periode januari- april sebanyak 10 ibu nifas dari  10 ibu nifas 2 orang yang mengalami putting susu tengelam.
Hal ini lah yang melatar belakangi penulis untuk menyusun karya tulis  ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.N umur 32 tahun P3A0  post partum 6 hari normal di BPS Maria Suroso Bandar Lampung Tahun 2013.
1.2  Rumusan masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Ny.N  umur 32 tahun  P3A0 post partum 6 hari normal BPS Maria Suroso Bandar Lampung pada tahun 2013 ?

1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas  normal pada Ny N  umur 32 di BPS Maria  Suroso pada tahun 2013.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.     Diharapkan penulis dapat atau mampu melakukan pengkajian ibu nifas,khususnya pada  Ny N  umur 32 di BPS  Maria  Suroso pada tahun 2013.
2.     Diharapkan penulis dapat atau mampu  menginterpretasikan  data ibu nifas, khususnya pada  Ny N  umur 32 di BPS Maria  Suroso pada tahun 2013.
3.   Diharapkan penulis dapat atau mampu  mengantisipasi masalah potensial ibu nifas,khususnya pada  Ny.N umur 32 di BPS Maria Suroso  pada tahun 2013.
4.  Diharapkan penulis dapat atau mampu mengidentifikasi kebutuhan segera ibu nifas, khususnya pada  Ny. N  umur 32 di BPS Maria Suroso  pada tahun 2013.
5.   Diharapkan penulis dapat atau mampu merencana tindakan dan rasionalisasi ibu nifas, khususnya pada  Ny. N umur 32 di BPS Maria  Suroso pada tahun 2013.
6.      Diharapkan penulis dapat atau mampu rencana tindakan ibu nifas,khususnya pada  Ny. N  umur 32 di BPS  Maria  Suroso pada tahun 2013.
7.      Diharapkan penulis dapat atau mampu melaksanakan evaluasi ibu nifas, khususnya pada  Ny N umur 32 di BPS Maria Suroso pada tahun 2013.

1.4  Ruang lingkup
1.      Ruang lingkup sasaran
Objek yang di ambil dalam karya tulis ialah ibu nifas yaitu Ny. N umur 32 tahun P3A0.
2.      Ruang lingkup waktu
Penataksanan asuhan kebidanan dalam karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada tanggal 30 April- 11 Mei 2013.
3.      Ruang lingkup tempat
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis mengambil  kasus di BPS Maria Suroso.

1.5  Manfaat
1.5.1        Bagi institusi
Memberikan pendidikan, pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswinya dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat menumbuhkan dan menciptakan bidan yang terampil dan professional.
1.5.2        Bagi praktek
Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam hal memberikan asuhan kebidanan dan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan.
1.5.3        Bagi masyarakat
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada ibu nifas, diharapkan klien mendapatkan asuhan yang dibutuhkan dan dapat menjalani, nifas dengan baik, dan sebagai deteksi dini agar mendapatkan penanganan segera.
1.5.4        Bagi penulis     
a.       Mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dibangku kuliah.
b.      Menumbuhkan sikap positif dan percaya diri atas profesia untuk dapat memacu lebih baik lagi.
1.6  Metodologi dan Teknik Memperoleh Data
1.6.1        Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalah metode penelitian survey deskriptif yang dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoadmojo ,2009) .

1.6.2        Teknik Memperoleh Data
1.      Data Primer
a.       Wawancara
Salah satu metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data adalah dengan wawancara, dimana penulis mendapat keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), dan bercakap cakap dengan berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara.
-       Auto anamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya (Notoadmojo ,2009).
b.      Pengkajian Fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai dari kepala sampai kaki dengan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi (Kasim, 2011).
2.      Data Sekunder
1)        Studi Pustaka
a.   Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan (Notoadmojo, 2011).
b. Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang relevan berdasarkan kasus yang dibahas yakni Asuhan Nifas Normal dari beberapa buku dan informasi dari internet.

2)        Studi Dokumentasi
a. Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,pasien,keluarga,dan tim kesehatan yang menjelaskan tentang hasil pemeriksaan, pengobatan, dan pendidikan yang di berikan pada pasien  (Saminen ,2010).
b.      Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, maupun  sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostic (Saminen, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar