PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan kebidanan ibu nifas normal pada
Ny.N usia 32 tahun ditemukan hasilnya sebagai berikut :
I.
Pengkajian
Pada pengkajian yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien,pada kasus ini
penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas normal yaitu terhadap Ny.N usia 32
tahun didalamnya dapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
DATA SUBJEKTIF
1. Umur
a. Tinjauan Teori
Dicatat dalam tahun
untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi
belum matang, mental dan psikis belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati, 2009; h 131).
b. Tinjauan Kasus
Usia Ny.N
adalah 32 tahun
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan
kasus tidak terdapat kesenjagan, karena
usia Ny.N kurang dari 35 tahun. Berdasarkan teori umur lebih dari 35 tahun
merupakan salah satu faktor resiko yang rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas.
2. Agama
a.
Tinjauan Teori
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap pasien dan keluarga (Sulistyawati, 2010).
b.
Tinjauan Kasus
Agama Ny.N Islam
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan
kasus tidak ada kesenjangan karena bidan selalu melihat Ny.N
melakukan ibadah menurut keyakinannya dan bidan selalu membrikan dukungan
kepada Ny.
3. Suku/bangsa
a.
Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
(Ambarwati,2009; h.132).
b.
Tinjauan Kasus
Suku ibu sunda dan ibu berkebangsaan
Indonesia
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan
kasus tidak terdapat kesenjangan namun ibu tidak mempunyai kepercayaan adat
istiadat yang
membahayakan pada masa nifas ibu.
4. Pekerjaan
a.
Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati,2009;
h.132).
b.
Tinjauan Kasus
Ny N sebagai ibu rumah tangga dan Tn. K
bekerja sebagai wiraswasta.
c.
Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan karna meskipun Ny.N hanya sebagai ibu rumah tangga
tetapi nutrisi dan kebutuhan sehari-hari terpenuhi karena didukung oleh pekerjaan
suami sebagai wiraswasta.
5. Alamat
a.
Tinjauan Teori
Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di perlukan
(Ambarwati,2009; h.132).
b.
Tinjauan Kasus
Alamat Jl.Sultan Agung gang citra bunga
LK 9 RT 17 way halim Bandar lampung.
c.
Pembahasan
Berdasarkan
teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena alamat Ny.N sudah
lengkap.
Riwayat Kesehatan
a.
Tinjauan Teori
Data- data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas
dan bayinya (Ambarwati,2009; h.133).
b.
Tinjauan Kasus
Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit
penyulit baik penyakit keturunan seperti Diabetes, hipertensi, jantung dan
asma.Ataupun penyakit menular seperti hepatitis, PMS/HIV AIDS.Di keluarga ibu
juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular ataupun keturunan.
c.
Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan karena Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit maupun
dari ibu sendiri dan keluarga.
Riwayat obstetric
a.
Tinjauan Teori
Mempunyai gambaran
tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya (Sulistyawati,2010).
b.
Tinjauan Kasus
Ny.N mengatakan HPHT pada tanggal 5 agustus 2012 dan pada bulan agustus ibu sudah
tidak menstruasi lagi.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dengan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada tanggal 5 Aguatus 2012
sudah tidak mengalami menstruasi lagi.
Pola kebutuhan
sehari-hari
1. Nutrisi
a.
Tinjauan Teori
Ibu nifas membutuhkan
nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan,
cadangan tenaga serta memenuhi produksi air susu. Ibu nifas membutuhkan
tambahan makanan kurang lebih 500 kalori tiap hari (Damayanti, 2011;h.79).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan sehari-hari makan dengan menu
nasi, sayur mayur, lauk berupa ; tahu, tempe,
telur, daging, buah-buahan dan sehari ibu makan 3 kali dengan porsi
sedang yaitu dengan satu porsi lebih besar dari biasanya dan minum air putih 7
gelas dan Ny.N mengatakan tidak ada pantangan makanan dalam keluarga yang
berhubungan dengan masa nifas.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori
tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N memenuhi nutrisinya dengan baik.
2.
Eliminasi
Defekasi
a.
Tinjauan Teori
Ibu di harapkan dapat bab sekitar 3-4 hari setelah persalinan. (Damaiyanti
2011; h. 83).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu BAB pertama kali 3 hari setelah persalinan, dengan
konsistensi keras.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena telah
BAB ketika 3 hari setelah persalinan.
Miksi
a.
Tinjauan Teori
miksi
normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam (Damayanti,
2011; h. 83).
b.
Tinjauan Kasus
Ny. Nsudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna jernih dan
bau khas urin.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus
tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N
telah BAK sebanyak 5 kali.
3.
Pola istirahat
a.
Tinjauan Teori
Ibu
nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari (Damayanti, 2011;h. 84).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan tidur malam 6-7jam kadang terbangun untuk menyusui bayinya, Ibu tidur siang 1
jam dalam sehari .
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori
tidak terdapat kesenjangan karena ibu cukup istirahat,dikarenakan bayi Ny.N
tidak rewel,sehingga pola istirahat Ny.N tidak terganggu sehingga tidak mempengaruhi
pengeluaran jumlah produksi ASI.
4. Seksualitas
a.
Tinjauan Teori
Hubungan
seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun demikian hubungan seksual
dilakukan tergantung suami istri tersebut. Selama masa nifas hubungan seksual
juga berkurang (Damayanti, 2011;h. 84).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu
mengatakan belum melakukan hubungan seksual selama masa nifasnya.
c.
Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N belum
pernah melakukan hubungan seksual selama setelah persalinan.
5. Aktifitas sehari-hari/pekerjaan
a.
Tinjauan Teori
Pengkajian
mengenai aktifitas sehari-hari memberikan gambaran mengenai seberapa berat
aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan terlalu berat
sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit (Sulistyawati, 2009;h. 170).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga,
seperti memasak, menyapu, mencuci.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N tidak mengerjakan pekerjaan yang
berat,Ny.N hanya melakukan pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga.
6.
Personal hygiene
a.
Tinjauan Teori
`kebersihan diri berguna untuk mengurangi
infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan (Damayanti, 2011;h. 84).
b.
Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, sikat gigi 2-3 kali/hari , keramas 1
kali/hari , mengganti pakaian 2 kali/hari
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena Ny.N selalu menjaga kebersihan diri nya dengan baik.
DATA OBJEKTIF
A.
Pemeriksaan umum
1.
Tinjauan Teori
a. Keadaan umum
Data ini dapat dengan
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan,hasil pengamatan yang di laporkan
kriterianya baik atau lemah (Sulistyawati,2010; h. 226).
b. Kesadaran
Untuk mendapatkan
gambaran tentang ke sadaran pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma
(Sulistyawati,2010; h. 226).
2. Tinjauan Kasus
Keadaan
umum : baik.
Keadaan emosional : stabil
Kesadaran : compos mentis
3. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus karna keadaan,dan kesadaran ibu dalam keadaan baik.
Tanda-tanda vital
1.
Tekanan darah
a.
Tinjauan teori
Biasanya tidak terjadi perubahan,kemungkinan
tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan tekanan
darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya pre eklamsi post
partum yang akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit–penyakit lain yang menyertainya (Ambarwati,2009;h.
85).
b.
Tinjauan kasus
Tekanan darah : 120/80 mmHg
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjagan karena pada tekanan darah ibu normal.
2.
Nadi
a.
Tinjauan teori
Berkisar antara 60-
80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan
adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati,2009;
h. 138).
b.
Tinjauan kasus
Nadi : 80 x/menit
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N nadi dalam keadaan normal.
3.
Pernafasan
a.
Tinjauan teori
Pernafasan
harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit (Ambarwati,2009;
h. 139).
b.
Tinjauan kasus
Pernapasan: 22 x/menit.
c.
Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N nadi
dalam keadaan normal.
4.
Suhu
a.
Tinjauan teori
Peningkatan suhu badan mencapai
pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang
di sebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga
di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal
persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh akan
kembali normal (Ambarwati,2009; h. 138).
b.
Tinjauan kasus
Suhu : 37 ºC.
c.
Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan
karena pada suhu badan ibu post partum cenderung meningkat karena kelelahan dan
kehilangan cairan seteelah melahirkan.
B.
Pemeriksaan fisik
1.
Payudara
a.
Tinjauan Teori
Hormon estrogen dan progestron yang meningkat
pada kehamilan membantu maturasi alveoli, kadar estrogen dan progestron akan
menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Sehingga terjadi
sekresi ASI (Damayanti, 2009;h. 7).
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara
telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang
tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusui, produksi meningkat,
terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi yang kurang baik, dan dapat pula
terjadi akibat pembatasan waktu menyusui (Prawiharjo, 2011; hal. 652).
Faktor-faktor penyebab bendungan asi , yaitu
a.
Pengosongan mamae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi, terjadi
peningkaan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya yang berlebihan).
b.
Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
c.
Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Tehnik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu).
d. Putting susu terbenam (Putting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
e.
Putting susu terlalu panjang (Putting susu yang panjang menimbulkan
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan
merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan
menimbulkan bendungan ASI) .
(Rukiyah, 2010: hal.346)
b. Tinjauan Kasus
Bentuk payudara Ny.N simetris kiri dan kanan,
tidak ada benjolan, pembesaran normal dan sudah ada pengeluaran ASI,namun
puting susu sebelah kiri ibu terbenam .
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori
tidak terdapat kesenjangan karena pada payudara sudah mngeluarkan asi namun namun puting susu ibu tenggelam.
2.
Abdomen
a. Tinjauan Teori
Selama masa kehamilan kulit abdomen, kulit
abdomen akan melebar,melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan. (Damayanti,
2009;h. 62).
Tabel
4.1 involusi uterus (Saleha,2009;h. 55).
Involusi
|
TFU
|
Berat Uterus
(gr)
|
Diameter bekas melekat
Plasenta
|
Keadaan Serviks
|
Bayi Lahir
|
Setinggi Pusat
|
1000
|
|
|
Uri Lahir
|
2 Jari di bawah Pusat
|
750
|
12,5
|
Lembek
|
Satu minggu
|
Pertengahan pusat-
sympisis
|
500
|
7,5
|
Beberapa hari setelah post
partum dapat di lalui 2 jari akhir minggu pertama dapat di masuki 1 jari
|
Dua minggu
|
Tak teraba di atas
sympisis
|
350
|
3-4
|
|
Enam minggu
|
Bertabah Kecil
|
50-60
|
1-2
|
|
Delapan minggu
|
Sebesar normal
|
30
|
|
b. Tinjauan Kasus
Pembesaran :Normal
Konsistensi :
Lunak
Kandung Kemih :Kosong
Uterus :Tinggi fundus
uteri pertengahan pusat dengan
simpisis.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasua tidak
terdapat kesenjangan karena TFU Ny. N teraba pertengahan pusat dan simpisis.
3. Anogenital
a. Tinjauan Teori
Selama proses persalinan vulva dan vagina
mengalami penekanan serta meregang, setelah beberapa hari persalinan kedua
organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu
ketiga.
Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya rasa nyeri
yang disebut after pain yaitu perasaan mulas-mulas yang diakibatkan oleh
kontraksi rahim, biasanya berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses
kontraksi juga mempengaruhi pengeluaran secret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina dalam masa nifas yang disebut dengan Lochea (Damayanti, 2009;h. 5).
Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan
warna dan wakru keluarnya:
a.
Lochea rubra berawana merah karena berisi darah segar
dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,vernik
caseossa,lanugo,mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
b.
Lochea sanguilenta berwarna
merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7
pasca persalinan
c.
Lochea serosa adalah lokia
berikutnya. Di mulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Cairan
tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan berisi
cairan serum jaringan desidua ,leukosit,dan eritrosit.
d.
Lochea Alba adalah lokia yang terakhir .di mulai
dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti
sampai satu atau dua minggu berikutnya. (Saleha,2009; h.56).
b.
Tinjauan Kasus
Vulva :Bersih
Perineum : Tidak terdapat
luka jahitan
Pengeluaran Pervaginam : Lochea
saguilenta.
c.
Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena
pengeluaran lochea normal 6 hari post partum.
II. Interpretasi data
1.
Diagnosa Kebidanan
a.
Tinjauan Teori
Diagnosis dapat di tegakkan berkaitan
dengan para,abortus,anak hidup,umur ibu,dan keadaan nifas (Ambarwati,2009; h. 141).
b.
Tinjauan Kasus
Pada diagnosa Ny.N
didapatkan diagnosa Asuhsan kebidanan
pada ibu nifas 6 hari normal terhadap Ny.N usia 32 tahun .
c.
Pembahasanan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena data-data ibu lengkap dan normal.
2.
Masalah
a.
Tinjauan teori
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
(Ambarwati,2009;h. 141). menjelaskan bahwa puting susu ibu tengelam
sehingga mengakibtkan bayi sulit menyusui.
b. Tinjauan kasus
Pada kasus Ny. N usia 32 tahun P3A0
mengalami puting susu tenggelam.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena dalam
keadaan yang fisiologis.
3.
Kebutuhan
a. Tinjauan teori
Dalam
bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati,
2010; hal. 229).
Kebutuhan yang
harus dipenuhi adalah mengajarkan ibu tentang teknik hofman sehingga puting
susu ibu dapat keluar.
b. Tinjauan kasus
Penulis telah mengajarkan teknik hofman pada Ny.N.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus penulis telah memgajarkan teknik hofman pada Ny.N.
III. Diagnosa potensial
a. Tinjauan teori
Pada langkah ke-tiga ini
mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Suryani, 2008; h. 99).
b.
Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny.N tidak ditemukan
diagnosa potensial karena tidak ada diagnosa patologis.
c.
Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjagan karena setelah di
lakukan diagnose Ny.N dalam keadaaan normal .
IV.
Antisipasi Masalah.
a.
Tinjauan Teori
Mengidentifikasikan
masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani,
2008; h. 99).
b.
Tinjauan Kasus
Pada Ny.N
tidak ada antisipasi karena Ny.N 6 hari post partum normal
c.
Pembahasan
Berdasarkan
tinjauan teori dan tinjauaan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N dalam
keadaan normal dan tidak ada masalah potensial.
V.
Perencanaan
a.
Tinjauan Teori
Langkah-langkah ini di tentukan oleh sebelumnya yang merupakan
lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah di identifikasi atau antisipasi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari
kondisi pasien atau dari masalah yang berkaitan ,tetapi juga dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati,2009;
h. 143).
b.
Tinjauan Kasus
1.
Beritahu kondisi
2.
Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi masa nifas.
3.
Ajarkan pada ibu cara merawat
bayinya sehari – hari
4.
Memberitahu tentang tanda
bahaya masa nifas.
5.
Ajarkan teknik hofman
6.
Beritahu ibu jadwal
kunjungan ulang.
c.
Pembahasaan
Berdasarkantinjauan
teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna Ny.N dalam kedaan
normal
VI.
Implementasi
a.
Tinjauan Teori
Langkaah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
klien dan keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien
dan aman (Ambarwati,2009; h. 145).
b.
Tinjauan Kasus
1.
Memberitahu kondisi ibu saat ini.
2.
Memberitahu ibu kebutuhan
nutrisi masa nifas.
3.
Mengajarkan pada ibu cara merawat bayi sehari hari dengan memandikan bayi
dengan menggunakan air hangat, dan bersihkan tubuh bayi pada daerah mukanya
terlebih dahulu dengan menggunakan waslap yang sudah diberi sabun, Baru
kebagian tubuh yang lain, terutama yang terdapat lipatan- lipatan, setelah itu
keringkan bayi dengan handuk yang bersih dan kering.
4.
Memberitahu ibu tentang
tanda bahaya masa nifas yaitu pedarahan pervaginam , demam, infeksi ,payudara
merah dan tegang.
5.
Mengajarkan ibu teknik
hofman.
6.
Menberitahu kepada ibu
jadwal kunjungan ulang pada tanggal 13
mei 2013 atau jika ada keluhan.
VII. Evaluasi
a.
Tinjauan Teori
Dalam langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnose (Damayanti, 2011; hal. 113).
b.
Tinjauan Kasus
1.
Ibu mengerti tentang
kondisinya saat ini.
2.
Ibu dapat mengikuti teknik
yang diajarkan.
3.
Ibu mengerti cara merawat
bayinya sehari – hari.
4.
Pada saat ditanya ibu dapat
menyebutkan tanda bahaya nifas.
5.
Ibu mengerti dan bersedia
untuk melakukan teknik yang diajarkan.
6.
Ibu bersedia untuk melakukan
kunjungan ulang.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus
dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karna setelah dilakukan perawatan
dan kunjungan rumah hari ke-6,asuhan yang di berikan pada Ny.N ,ibu tidak
mengalami tanda tanda infeksi , serta putting susu ibu mulai menonjol dan tidak
ada kesulitan dalam merawat bayinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar