Kamis, 20 Juni 2013


BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan kebidanan ibu nifas normal pada Ny.N usia 32 tahun ditemukan hasilnya sebagai berikut :
     I.          Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien,pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas normal yaitu terhadap Ny.N usia 32 tahun didalamnya dapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
DATA SUBJEKTIF
1.    Umur
a.     Tinjauan Teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati, 2009; h 131).
b.     Tinjauan Kasus
Usia Ny.N adalah 32 tahun
c.     Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjagan,  karena usia Ny.N kurang dari 35 tahun. Berdasarkan teori umur lebih dari 35 tahun merupakan salah satu  faktor resiko  yang rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
2.    Agama
a.         Tinjauan Teori
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga (Sulistyawati, 2010).
b.        Tinjauan Kasus
Agama Ny.N Islam
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena bidan selalu melihat Ny.N melakukan ibadah menurut keyakinannya dan bidan selalu membrikan dukungan kepada Ny.
3.    Suku/bangsa
a.         Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. (Ambarwati,2009; h.132).
b.        Tinjauan Kasus
Suku ibu sunda dan ibu berkebangsaan Indonesia
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan namun ibu tidak mempunyai kepercayaan adat istiadat yang membahayakan pada masa nifas ibu. 
4.    Pekerjaan
a.         Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati,2009; h.132).
b.        Tinjauan Kasus
Ny N sebagai ibu rumah tangga dan Tn. K bekerja sebagai wiraswasta.
c.         Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna meskipun Ny.N hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi nutrisi dan kebutuhan sehari-hari terpenuhi karena didukung oleh pekerjaan suami sebagai wiraswasta.
5.    Alamat
a.         Tinjauan Teori
Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di perlukan (Ambarwati,2009; h.132).
b.        Tinjauan Kasus
Alamat Jl.Sultan Agung gang citra bunga LK 9 RT 17  way halim Bandar lampung.
c.         Pembahasan
       Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena alamat Ny.N sudah lengkap.

Riwayat Kesehatan
a.          Tinjauan Teori
Data- data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya (Ambarwati,2009; h.133).
b.        Tinjauan Kasus
Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit penyulit baik penyakit keturunan seperti Diabetes, hipertensi, jantung dan asma.Ataupun penyakit menular seperti hepatitis, PMS/HIV AIDS.Di keluarga ibu juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular ataupun keturunan.
c.         Pembahasan
Berdasarkan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit maupun dari ibu sendiri dan keluarga.

              Riwayat obstetric
a.         Tinjauan Teori
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya (Sulistyawati,2010).
b.        Tinjauan Kasus
Ny.N mengatakan HPHT pada tanggal  5 agustus 2012 dan pada bulan agustus ibu sudah tidak menstruasi lagi.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada tanggal 5 Aguatus 2012 sudah tidak mengalami menstruasi lagi.

            Pola kebutuhan sehari-hari
1.    Nutrisi
a.         Tinjauan Teori
Ibu nifas membutuhkan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta memenuhi produksi air susu. Ibu nifas membutuhkan tambahan makanan kurang lebih 500 kalori tiap hari (Damayanti, 2011;h.79).
b.         Tinjauan Kasus
       Ibu mengatakan sehari-hari makan dengan menu nasi, sayur mayur, lauk berupa ; tahu, tempe,  telur, daging, buah-buahan dan sehari ibu makan 3 kali dengan porsi sedang yaitu dengan satu porsi lebih besar dari biasanya dan minum air putih 7 gelas dan Ny.N mengatakan tidak ada pantangan makanan dalam keluarga yang berhubungan dengan masa nifas.
c.         Pembahasan
      Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N      memenuhi nutrisinya dengan baik.
2.    Eliminasi
Defekasi
a.         Tinjauan Teori
Ibu di harapkan dapat bab sekitar 3-4 hari setelah persalinan. (Damaiyanti 2011; h. 83).
b.         Tinjauan Kasus
Ibu BAB pertama        kali 3 hari setelah persalinan, dengan konsistensi keras.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena telah BAB ketika 3 hari setelah persalinan.
  
Miksi
a.         Tinjauan Teori
miksi normal apabila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam (Damayanti, 2011; h. 83).
b.         Tinjauan Kasus
Ny. Nsudah BAK 3 jam setelah persalinan dengan warna jernih dan bau khas urin.
c.         Pembahasan
Berdasarkan  tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N  telah BAK sebanyak 5 kali.

3.    Pola istirahat
a.         Tinjauan Teori
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari (Damayanti, 2011;h. 84).
b.         Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan tidur malam 6-7jam kadang terbangun untuk menyusui bayinya, Ibu  tidur siang 1  jam  dalam sehari  .
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena ibu cukup istirahat,dikarenakan bayi Ny.N tidak rewel,sehingga pola istirahat Ny.N tidak terganggu sehingga tidak mempengaruhi pengeluaran jumlah produksi ASI.

4.    Seksualitas
a.         Tinjauan Teori
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut. Selama masa nifas hubungan seksual juga berkurang (Damayanti, 2011;h. 84).
b.         Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual selama masa nifasnya.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N belum pernah melakukan hubungan seksual selama setelah persalinan.

5.    Aktifitas sehari-hari/pekerjaan
a.         Tinjauan Teori
Pengkajian mengenai aktifitas sehari-hari memberikan gambaran mengenai seberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit (Sulistyawati, 2009;h. 170).
b.         Tinjauan Kasus
Ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menyapu, mencuci.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N tidak mengerjakan pekerjaan yang berat,Ny.N hanya melakukan pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga.
6.    Personal hygiene
a.         Tinjauan Teori
`kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan (Damayanti, 2011;h. 84).
b.         Tinjauan Kasus
Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, sikat gigi 2-3 kali/hari , keramas 1 kali/hari , mengganti pakaian 2 kali/hari
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N selalu menjaga kebersihan diri nya dengan baik.

DATA OBJEKTIF
A.      Pemeriksaan umum
1.    Tinjauan Teori
a.    Keadaan umum
Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan,hasil pengamatan yang di laporkan kriterianya baik atau lemah (Sulistyawati,2010; h. 226).
b.    Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma (Sulistyawati,2010; h. 226).
2.    Tinjauan Kasus
      Keadaan umum                     : baik.
      Keadaan emosional               : stabil
      Kesadaran                             : compos mentis
3.    Pembahasan      
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karna keadaan,dan kesadaran ibu dalam keadaan baik.

Tanda-tanda vital
1.         Tekanan darah
a.         Tinjauan teori
Biasanya tidak terjadi perubahan,kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya pre eklamsi post partum yang akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit–penyakit lain yang menyertainya (Ambarwati,2009;h. 85).
b.        Tinjauan kasus
Tekanan darah      : 120/80 mmHg
c.         Pembahasan      
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjagan karena pada tekanan darah ibu normal.

2.         Nadi
a.         Tinjauan teori
Berkisar antara 60- 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. (Ambarwati,2009; h. 138).
b.        Tinjauan kasus
Nadi         : 80 x/menit
c.         Pembahasan       
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N nadi dalam keadaan normal.

3.         Pernafasan
a.         Tinjauan teori
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit (Ambarwati,2009; h. 139).
b.        Tinjauan kasus
Pernapasan: 22 x/menit.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N nadi dalam keadaan normal.

4.         Suhu
a.         Tinjauan teori
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang di sebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh akan kembali normal (Ambarwati,2009; h. 138).
b.        Tinjauan kasus
Suhu                 : 37 ºC.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada suhu badan ibu post partum cenderung meningkat karena kelelahan dan kehilangan cairan seteelah melahirkan.

B.       Pemeriksaan fisik
1.         Payudara
a.    Tinjauan Teori
Hormon estrogen dan progestron yang meningkat pada kehamilan membantu maturasi alveoli, kadar estrogen dan progestron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Sehingga terjadi sekresi ASI (Damayanti, 2009;h. 7).

Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusui, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi yang kurang baik, dan dapat pula terjadi akibat pembatasan waktu menyusui (Prawiharjo, 2011; hal. 652).
Faktor-faktor penyebab bendungan asi , yaitu
a.         Pengosongan mamae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi, terjadi peningkaan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya yang berlebihan).
b.         Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
c.         Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Tehnik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu).
d.    Putting susu terbenam (Putting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam      menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
e.         Putting susu terlalu panjang (Putting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI) .
 (Rukiyah, 2010: hal.346)
b.   Tinjauan Kasus
Bentuk payudara Ny.N simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan, pembesaran normal dan sudah ada pengeluaran ASI,namun puting susu sebelah kiri ibu terbenam .
c.    Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena pada payudara sudah mngeluarkan asi namun namun puting susu ibu tenggelam.

2.         Abdomen
a.    Tinjauan Teori
     Selama masa kehamilan kulit abdomen, kulit abdomen akan melebar,melonggar dan mengendur selama berbulan-bulan. (Damayanti, 2009;h. 62).

                        Tabel  4.1 involusi uterus (Saleha,2009;h. 55).



Involusi


TFU

Berat Uterus
(gr)
Diameter bekas melekat Plasenta

Keadaan Serviks
Bayi Lahir
Setinggi Pusat
1000


Uri Lahir
2 Jari di bawah Pusat
750
12,5
Lembek
Satu minggu
Pertengahan pusat- sympisis
500
7,5
Beberapa hari setelah post partum dapat di lalui 2 jari akhir minggu pertama dapat di masuki 1 jari

Dua minggu
Tak teraba di atas sympisis
350
3-4
Enam minggu
Bertabah Kecil
50-60
1-2
Delapan minggu
Sebesar normal
30



b.   Tinjauan Kasus
Pembesaran                         :Normal
Konsistensi                         : Lunak
Kandung Kemih                 :Kosong
Uterus                                 :Tinggi fundus uteri pertengahan   pusat dengan simpisis.
c.    Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasua tidak terdapat kesenjangan karena TFU Ny. N teraba pertengahan pusat dan simpisis.


3.    Anogenital
a.    Tinjauan Teori
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta meregang, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.
Proses involusi uterus biasanya disertai dengan adanya rasa nyeri yang disebut after pain yaitu perasaan mulas-mulas yang diakibatkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung selama 2-4 hari pasca persalinan. Proses kontraksi juga mempengaruhi pengeluaran secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang disebut dengan Lochea (Damayanti, 2009;h. 5).
Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan wakru keluarnya:
a.         Lochea  rubra berawana merah karena berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,vernik caseossa,lanugo,mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
b.         Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan
c.         Lochea serosa adalah lokia berikutnya. Di mulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan berisi cairan serum jaringan desidua ,leukosit,dan eritrosit.
d.        Lochea  Alba adalah lokia yang terakhir .di mulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. (Saleha,2009; h.56).  
b.   Tinjauan Kasus
Vulva                                              :Bersih
Perineum                                         : Tidak terdapat luka jahitan
Pengeluaran Pervaginam                 : Lochea saguilenta.
c.    Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pengeluaran lochea normal 6 hari post partum.

      II.                                Interpretasi data
1.      Diagnosa Kebidanan
a.         Tinjauan Teori
Diagnosis dapat di tegakkan berkaitan dengan para,abortus,anak hidup,umur ibu,dan keadaan nifas (Ambarwati,2009; h. 141).
b.        Tinjauan Kasus
Pada diagnosa Ny.N didapatkan diagnosa Asuhsan  kebidanan pada ibu nifas 6 hari normal terhadap Ny.N usia 32 tahun .
c.         Pembahasanan
Berdasarkan  tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena data-data ibu lengkap dan normal.

2.    Masalah
a.         Tinjauan teori
       Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. (Ambarwati,2009;h. 141). menjelaskan bahwa puting susu ibu tengelam sehingga mengakibtkan bayi sulit menyusui.
b.      Tinjauan kasus
Pada kasus Ny. N usia 32 tahun P3A0 mengalami puting susu  tenggelam.
c.       Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan  karena dalam keadaan  yang fisiologis.

3.      Kebutuhan

a.       Tinjauan teori
      Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2010; hal. 229).
Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah mengajarkan ibu tentang teknik hofman sehingga puting susu ibu dapat keluar.
b.      Tinjauan kasus
Penulis telah mengajarkan teknik hofman pada Ny.N.
c.       Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus  penulis telah memgajarkan teknik hofman  pada Ny.N.

                       III.        Diagnosa potensial
a.    Tinjauan teori
Pada langkah ke-tiga ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani, 2008; h. 99).
b.      Tinjauan Kasus
Pada kasus  Ny.N tidak ditemukan diagnosa potensial karena tidak ada diagnosa patologis.
c.       Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjagan karena setelah di lakukan diagnose Ny.N dalam keadaaan normal .

                IV.          Antisipasi Masalah.
a.         Tinjauan Teori
Mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani, 2008; h. 99).
b.        Tinjauan Kasus
Pada Ny.N tidak ada antisipasi karena Ny.N 6 hari post partum normal
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauaan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.N dalam keadaan normal dan tidak ada masalah potensial.

                   V.          Perencanaan
a.         Tinjauan Teori
Langkah-langkah ini di tentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah di identifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari masalah yang berkaitan ,tetapi juga dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati,2009; h. 143).
b.        Tinjauan Kasus
1.        Beritahu kondisi
2.        Beritahu  ibu tentang kebutuhan nutrisi masa nifas.
3.        Ajarkan pada ibu cara merawat bayinya  sehari – hari
4.        Memberitahu tentang tanda bahaya  masa nifas.
5.        Ajarkan teknik hofman
6.        Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang.
c.         Pembahasaan
Berdasarkantinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karna Ny.N dalam kedaan normal


             VI.          Implementasi
a.         Tinjauan Teori
Langkaah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman (Ambarwati,2009; h. 145).
b.        Tinjauan Kasus
1.        Memberitahu kondisi ibu saat ini.
2.        Memberitahu ibu kebutuhan nutrisi masa nifas.
3.        Mengajarkan pada ibu cara merawat bayi sehari hari dengan memandikan bayi dengan menggunakan air hangat, dan bersihkan tubuh bayi pada daerah mukanya terlebih dahulu dengan menggunakan waslap yang sudah diberi sabun, Baru kebagian tubuh yang lain, terutama yang terdapat lipatan- lipatan, setelah itu keringkan bayi dengan handuk yang bersih dan kering.
4.        Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu pedarahan pervaginam , demam, infeksi ,payudara merah dan tegang.
5.        Mengajarkan ibu teknik hofman.
6.        Menberitahu kepada ibu jadwal kunjungan ulang  pada tanggal 13 mei 2013 atau jika ada keluhan.

                   VII.      Evaluasi
a.         Tinjauan Teori
Dalam langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnose (Damayanti, 2011; hal. 113).
b.        Tinjauan Kasus
1.        Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
2.        Ibu dapat mengikuti teknik yang diajarkan.
3.        Ibu mengerti cara merawat bayinya sehari – hari.
4.        Pada saat ditanya ibu dapat menyebutkan tanda bahaya nifas.
5.        Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan teknik yang diajarkan.
6.        Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karna setelah dilakukan perawatan dan kunjungan rumah hari ke-6,asuhan yang di berikan pada Ny.N ,ibu tidak mengalami tanda tanda infeksi , serta putting susu ibu mulai menonjol dan tidak ada kesulitan dalam merawat bayinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar